Jumat, 29 Mei 2009

Jilbab dan Politik 5 hari terakhir

Saya tadi pagi iseng. Dari database 110 media cetak dan online yang kita miliki, saya "extract" semua artikel dimana kata-kata "Jilbab" ditulis 5 hari terakhir (25 May-29 May). Saya hanya penasaran ingin tahu kata-kata apa yang punya frekuensi tinggi didalam artikel-artikel dimana kata-kata "Jilbab" juga ditulis.

Agak sulit menganalisa WFA (Words Frequency Analysis) ini tanpa menjurus kearah yang berbau konspiratif. Berhubung saya ini hanya pemulung data, mungkin kali ini saya tidak akan membuat analisa. Hanya memberikan data WFA yang menunjukan 20 kata-kata yang paling banyak dipergunakan didalam artikel dimana kata-kata Jilbab di tulis.

Selamat berinterpertasi :)

Cartaidem

Rabu, 27 Mei 2009

JK+Mega VS SBY- Frekuensi kata-kata (WFA) 24 jam terakhir.


Jika di analisa dengan benar, memang pada akhirnya data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang masif secara kuantitatif bisa menunujukan sesuatu yang sangat obvious. Data Words Frequency Analysis (WFA) yang ini ditarik dari 1121 artikel dari 110 media cetak dan online Indonesia 24 jam terakhir (26 May-27 May).

WFA ini berisi 10 kata-kata yang paling sering digunakan oleh masing-masing capres atau yang tertulis di media tentang capres tersebut. Dua hal yang bisa disimpulkan dari WFA kali ini adalah:

1. EKONOMI BUNG! Bisa dilihat bagaimana kata-kata EKONOMI memiliki frekuensi yang cukup dominan untuk setiap capres. Masuk akal saya rasa karena toh kita sedang tertimpa krisis ekonomi.

2. DUA LAWAN SATU- Yang lebih menarik adalah bahwa WFA milik Mega dan JK dua-duanya menunjukan bahwa kata SBY adalah kata yang paling dominan di WFA mereka. Di sisi lain, WFA milik SBY sama sekali tidak menunjukan JK atau Mega sebagai kata-kata yang masuk kedalam kategori frekuensi tinggi. Bahkan kata-kata Mega sama sekali tidak ada di WFA-nya SBY. Interesting and maybe obvious as well..

Ada interpertasi lain?

Cartaidem

Senin, 25 Mei 2009

Tiga Capres selama bulan April- Si Yakin, si Bingung dan si Kaget

Dengan data yang komprehensif, wordle.net dapat menjadi suatu alat pembantu yang cukup canggih. Jika kita memasukan 100 artikel, wordle akan menghitung berapa kali frequensi penggunaan semua kata-kata yang ada di artikel tersebut.

Nah, kami mengggunakan worlde.net dengan hampir 2000 artikel yang ditulis di 110 media cetak dan online Indonesia selama bulan April lalu untuk mencari perbedaan (atau persamaan) antara ketiga Capres selama proses pembentukan koalisi kemarin terjadi.

Dari proses worlde ini, ada beberapa hal yang sangat masuk akal. Pertama, kata-kata "Partai", "Koalisi" dan nama Partai mereka masing masing menjadi kata-kata yang dominan bagi masing-masing Capres.

Tapi kalau kita lihat lagi ada beberapa hal yang menjadi sesuatu yang menarik untuk disimak. Pertama, kenapa kata-kata "Kalla" di wordlenya SBY jauh lebih kecil dibandingkan kata-kata "SBY" di worldenya Kalla? Seorang ahli politik melihat hasil wordle ini menyimpulkan bahwa selama bulan April, SBY sebenarnya sudah pasti tidak akan memilih Kalla sebagai pasangannya. Padahal, kalau kita ingat, saat itu tim SBY masih menggembar-gemborkan kemungkinan Kalla menjadi pasangan beliau.

Sebaliknya, wordle untuk Kalla menunjukan itikad beliau untuk tetap berpasangan dengan SBY.

Wordle milik Megawati punya cerita sendiri. Perhatikan bagaimana wordle milik Megawati itu memiliki variasi kata-kata yang jauh lebih banyak dibandingkan worlde milik SBY dan JK. Mungkin fakta bahwa pasangan Mega-Pro terbentuk di saat-saat terkhir tercermin di dalam worlde-nya Megawati yang menunjukan tujuan yang masih sangat variatif. Terlalu variatif untuk seseorang yang akan menjadi Capres.

Apakah teman2 melihat perbedaan signifikan lainya diantara wordle ketiga capres kita ini?

Cartaidem

Jumat, 22 Mei 2009

Peta negosiasi koalisi April 2009- dagang sapi atau idelogi?

Dari 110 media masa, kami menarik semua artikel di bulan April kemarin dan membuat semacam "peta politik"dari semua tokoh politik untuk melihat kondisi pertemanan, permusuhan dan negosiasi koalisi yang terjadi antara tokoh-tokoh politik di negri ini. Hasilnya cukup menarik walaupun hanya dengan metode muda yang biasa disebut sebagai "co-occurance" dalam social network analysis.

Silahkan perhatikan lebih dalam? Siapa teman, siapa lawan didalam politik akhirnya hanyalah kondisi relatif dan pragmatis bukan normatif...

Cartaidem