
Dengan data yang komprehensif, wordle.net dapat menjadi suatu alat pembantu yang cukup canggih. Jika kita memasukan 100 artikel, wordle akan menghitung berapa kali frequensi penggunaan semua kata-kata yang ada di artikel tersebut.Nah, kami mengggunakan worlde.net dengan hampir 2000 artikel yang ditulis di 110 media cetak dan online Indonesia selama bulan April lalu untuk mencari perbedaan (atau persamaan) antara ketiga Capres selama proses pembentukan koalisi kemarin terjadi.
Dari proses worlde ini, ada beberapa hal yang sangat masuk akal. Pertama, kata-kata "Partai", "Koalisi" dan nama Partai mereka masing masing menjadi kata-kata yang dominan bagi masing-masing Capres.
Tapi kalau kita lihat lagi ada beberapa hal yang menjadi sesuatu yang menarik untuk disimak. Pertama, kenapa kata-kata "Kalla" di wordlenya SBY jauh lebih kecil dibandingkan kata-kata "SBY" di worldenya Kalla? Seorang ahli politik melihat hasil wordle ini menyimpulkan bahwa selama bulan April, SBY sebenarnya sudah pasti tidak akan memilih Kalla sebagai pasangannya. Padahal, kalau kita ingat, saat itu tim SBY masih menggembar-gemborkan kemungkinan Kalla menjadi pasangan beliau.
Sebaliknya, wordle untuk Kalla menunjukan itikad beliau untuk tetap berpasangan dengan SBY.
Wordle milik Megawati punya cerita sendiri. Perhatikan bagaimana wordle milik Megawati itu memiliki variasi kata-kata yang jauh lebih banyak dibandingkan worlde milik SBY dan JK. Mungkin fakta bahwa pasangan Mega-Pro terbentuk di saat-saat terkhir tercermin di dalam worlde-nya Megawati yang menunjukan tujuan yang masih sangat variatif. Terlalu variatif untuk seseorang yang akan menjadi Capres.Apakah teman2 melihat perbedaan signifikan lainya diantara wordle ketiga capres kita ini?
Cartaidem

keren sekali pak, analisisnya.... ide yang sangat out of box untuk menganalisis strategi politik seseorang dari kata-kata yang diucapkannya.... luar biasa
BalasHapusHalo Alia,
BalasHapusThank you comment-nya :)
Jadi intinya yang dipriritaskan ketiga calon ini adalah partai ya? Hehehehe. Great blog. A bit remind me of Obama's campaign days. Tertarik kah Pak untuk meneliti voting behavior? Saya rasa sekarang sedang terjadi ideological shift di masyarakat. Yang biasanya seragam, sekarang mulai terpolarisasi. Menarik. Jadi melihat Indonesia yang berwarna. PKS - non PKS. Konservatif - Liberal. Pro free trade - anti free trade. Jadi kayak Partai Republik vs Partai Democrat ya di US.
BalasHapusMenarik kang
BalasHapusHatur nuhun Kang Jauhari
BalasHapus