Selasa, 16 Juni 2009

SNA 7 hari terakhir- pengeroyokan & dominasi SBY


Tiga hari yang lalu, SBY mengatakan bahwa dirinya seperti dikeroyok dan sebagai seorang "kesatria", dia tidak akan membalas. Lanjutkan! :)

Memang, melalui SNA yang kita telah buat dua minggu lalu, terlihat adanya pembagian tugas (sengaja atau tidak) antara keempat Capres-cawapres yang bersaing dengan SBY. But that's not the whole story..

Dalam peta Social Network Analysis (SNA), seorang tokoh yang berada ditengah memiliki Degree of Centrality yang tinggi. Bahkan dalam konteks lain, bisa juga disebut dengan Degree of Influence yang tinggi. Bayangkan setiap garis yang menyambungkan satu isu dengan sang tokoh seperti karet yang menarik si tokoh ke posisi tertentu. Jiika sang tokoh banyak berbicara tentang isu-isu yang berada di atas kanan, dengan senidirinya sang tokoh akan tertarik ke lokasi yang sama. Posisi SBY yang berada di tengah peta SNA yag diatas menunjukan bahwa SBY berada di posisi yang balance dimana dia menguasai hampir semua isu yang ditulis selama 7 hari terakhir. Posisi ini tidak dimiliki oleh siapapun kecuali SBY untuk saat ini.

Satu hal lagi. Kalau teman-teman ingat dua minggu lalu, Boediono memiliki gambar yang lebih besar dari pada SBY. Ini mengindikasinya intensitas kampanye yang tinggi dari tim sukses untuk mengkampanyekan Boediono sebagai pilihan Cawapres yang tepat untuk SBY. Minggu ini terjadi perubahan yang signifikan antara SBY dan Boediono.

Posisi SBY jauh lebih dominan. Dari sisi SNA, ini menunjukan SBY sekarang sudah all out full frontal attack dalam berkampanye. SBY seperti pendekar yang dua minggu lalu masih bertapa, dan sekarang sudah turun gunung untuk menunjukan semua kesaktiannya.

Peta SNA yag diatas hanya menunjukan semua isu yang memiliki korelasi dengan setidaknya dua tokoh. Dengan kata lain, jika suatu isu dibicarakan hanya oleh satu tokoh dan tidak dibicarakan oleh setidaknya satu tokoh lagi, isu tersebut tidak akan terlihat dalam peta SNA yang diatas. Nah yang saya lakukan di peta SNA yang dibawah adalah menghilangkan ke lima tokoh kecuali SBY. Yang terjadi adalah semua isu yang dilontarkan, dijual dan ditulis sehubungan dengan SBY terlihat secara keseluruhan.

Dapat dilihat bagaimana sibuknya SBY dalam 7 hari terakhir dalam berkampanye, menjawab dan berjualan isu politik yang menurut tim suksesnya akan meningkatkan kualitas persepsi SBY sebagai Capres. This is dominance at its best.

Untuk saya, 7 hari terakhir adalah minggu pertama dimana SBY melemparkan semua isu, menjawab lawan politik, menyerang musuh politiknya secara semantis, pragmatis, implisit, eksplisit dan isit isit liannya.

Kalau saya tim suksenya SBY, saya akan memonitor dominasi ini. Jangan sampai (mohon maaf) terjadi premature ejaculation. Dominasi di level ini sangat sulit dipertahankan selama dua puluh hari kedepan. Bahkan kalau terlalu berlebihan, bisa menimbulkan efek L4 atau loe-lagi-loe-lagi untuk media. Wartawanpun juga manusia yang akan merasa bosan dengan headline yang sama setiap harinya.

Kalau saya tim sukses Jk-Win atau Mega-Pro, saya akan memastikan peningkatan efisiensi dalam pengeroyokan yang memang telah terjadi. Saya akan memfokuskan ke peta SNA yang dibawah dan mempelajari semua isu yang berkorelasi tinggi dengan SBY. Mohon diingat bahwa setiap isu yang memiliki garis dengan SBY menunjukan skala prioritas dan setiap isu in HARUS dijawab oleh salah satu dari empat capres dan cawapres ini. Ini adaah suatu proses yang memelukan pendekatan empiris dan pragmatis. Isu apa saja yang harus dijawab? Siapa yang harus menjawab? Dengan media apa menjawabnya? Kapan?

Nah ini bukan hal yang mudah, tetapi dengan waktu sesingkat ini, metode isu versus isu ini adalah satu-satunya jalan untuk mendorong posisi SBY untuk lebih kesamping. Pertanyaannya, dapatkah kedua tim sukses ini berkoordinasi sedemikian rupa?

Kenapa berada di tengah peta SNA itu penting? Mungkin kita bisa mundur ke 2004 untuk menjawabnya. Berdasarkan 70,217 artikel yang ditulis selama durasi kampanye di 2004, pemenang pemilu saat itu (SBY) memiliki posisi yang dominan di tengah peta SNA, sama dengan posisi incumbent pada saat itu (Megawati).

Jadi, berdasarkan temuan matematika SNA 2004 ini, saya dapat menyimpulkan bahwa jika seorang capres berada di tengah peta SNA, dia belum tentu menang karena Mega toh juga berada di tengah peta SNA 2004. Tapi, jika seorang Capres tidak berada di tengah peta SNA, dia tidak akan menang.

Ini bukan prediksi loh. Hanya kalkulasi mbah SNA yang notabene hanya mengerti kode binari 10001001010010 :)

Cartaidem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar