Kamis, 04 Juni 2009

Penjelasan SNA- peta isu pilpres 7 hari terakhir


Saya mendapatkan beberapa email dari teman-teman yang meminta saya menjelaskan arti analisa SNA berebentuk landak ini. Mohon maaf, bukannya saya males, tapi memang metode SNA atau proses visual analytics seperti ini dapat memberikan multi interpertasi. Jadi terus terang, interpertasi saya belum tentu yang paling benar. Namun demikian, saya akan coba memberikan opini saya dari sisi matematis SNA ini supaya temen-temen yang ngambek dikasih landak tanpa penjelasan bisa sedikit senyum :)

1. Yang paling signifikan untuk saya adalah posisi SBY-Boediono yang berada ditengah dan saling berdekatan. Dalam proses analisa otomasi komputer SNA seperti ini, posisi ditengah artinya mereka memiliki "degre of influence" yang terbesar secara matematis. Posisi ditengah artinya isu-isu yang dilontarkan di seluruh media itu dikuasai atau memiliki korelasi dengan SBY dan Boediono.

2. Fakta bahwa posisi mereka berdua berdekatan artinya pesan politik yang disampaikan oleh mereka berdua memiliki banyak kesamaan. Dari satu sisi, saya menginterpertasikan bahwa pesan-pesan Politik SBY-Bodiono memiliki koordinasi yang sangat kuat sehingga mereka berdua berbicara hal yang sama dengan frekuensi yang berbeda. Ini tanda satu kampanye yang sangat organized.

3. Dari sisi lain, posisi mereka yang berdekatan bisa saja menunjukan suatu signal overconfidence dari perencana kampanye mereka. Coba lihat JK-Win dan Mega-Pro yang mengambil posisi "bagi tugas" dalam kampanye. Bagi tugas mereka sedemikian rupa sehingga posisi JK lebih dekat ke Megawati dan posisi Wiranto lebih dekat ke Prabowo. Ini artinya kedua pasangan ini memutuskan untuk berbagi tugas dalam pesan-pesan kampanye mereka di media.

4. Ini pun menarik untuk saya. Bagi tugas dalam isu menunjukan bahwa si pasangan kompenten didalam hal-hal yang berbeda, setidaknya dalam berkampanye di media. Salah atau benar strategi ini, kita lihat Juli tanggal 8 nanti.

5. Mengapa lingkaran Boediono lebih besar dari SBY? Lingkaran lebih besar artinya Boediono memiliki lebih banyak korelasi dengan isu-isu dibandingkan SBY. Awalnya ini tidak masuk akal untuk saya sampai saya menunjukan peta landak ini kepada seorang teman yang kebetulan ada didalam tim SBY-Boediono. Ini jawabannya, "Ini masuk akal sekali karena menurut kita SBY itu tidak perlu dijual lagi. Dia sudah menjual. Kita sekarang harus menjual Boediono sebagai pilihan cawapres yang tepat. Dengan begitu, kita akan mengkampanyekan Boediono secara agresif untuk memastikan bahwa publik menerima pasangan ini dan pilihan Boediono tidak menurunkan elektibilitas SBY." Jawaban teman saya ini memuaskan saya karena fakta bahwa lingkaran Boediono lebih besar dari SBY jadi masuk akal.

6. Kembali lagi ke "pemisahan tugas" antara JK-WIN dan Mega-Pro dalam SNA ini. Opini saya yang ini mungkin terlalu konspiratif. Tapi apa boleh buat saya akan sebutkan juga disini. What if? Saya ulang lagi, What if? Untuk saya pemecahan posisi antara JK-WIN dan Mega-Pro di SNA ini terlalu cantik. Bayangkan dua jendral ada disatu sisi dan dua capres ada disisi kanan. Menurut saya, kalau ada komunikasi antara tim dari dua pasangan ini, saya percaya pembagian tugas pesan kampanye ini jadinya empat orang yang barbagi tugas. Secara matematis SNA, isu dan garis itu seperti karet yang menarik si pemain (lingkaran merah) ke posisi masing-masing. Posisi seseorang di kiri bawah artinya dia banyak menyuarakan isu-isu yang terposisikan di kiri bawah. Demikian juga sebaliknya. Nah dengan begitu, gambar SNA ini benar-benar seperti empat orang yang mengepung dua orang yang ditengah. Apakah ini mungkin? Saya rasa sih tidak. Tapi who knows?

7. Point yang terakhir. Seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya, SNA ini dapat memberikan banyak interpertasi. Jadi kalau teman-teman melihat sesuatu yang saya tidak lihat, saya juga ingin tahu. Terima kasih atas email-email ngambeknya :)

Cartaidem

PS: Berhubung otak kita lebih berfungsi dalam bentuk visual (katanya loh), saya rubah lingkaran-lingkaran merah ini dengan foto tokoh-tokoh politik yang bersangkutan.

1 komentar:

  1. Social Network Analytics tetap menjadi wahana ideal, apalagi djaman digital sekarang ini. Tak hnya mmpu mmberikan gmbaran terkait pemilu ttp jg isu2 lain terutama informasi hoax yg sulit dibendung..

    Melihat keunggulan SNA, saya jd tertarik utk mengenalnya lebih jauh..

    BalasHapus